Feature news

Tampilkan postingan dengan label Info Fotografi. Tampilkan semua postingan

Tips Fotografi Teknik Memotret Foto Panggung

dirangkum dari kultwit Arbain Rambey, Fotografer Senior Kompas, melalui twitternya @arbainrambey hastag #FP

Photo Caption: Contoh foto yang menunjukkan ekspresi penyanyi solo saat membawakan lagunya

Fotografi panggung adalah fotografi yang bertujuan untuk merekam acara pertunjukan, apa pun pertunjukannya. Fotografi panggung secara umum terbagi menjadi dua kegiatan yaitu dokumentasi dan liputan.

Kegiatan dokumentasi pada fotografi panggung dilakukan pihak pelaku atau penyelenggara/panitia untuk merekam segala aktifitas yang terjadi, depan/belakang panggung. Sedangkan, untuk kegiatan liputan pada fotografi panggung umumnya dilakukan media massa (fotografer jurnalistik) untuk berita kebudayaan/kesenian di koran/majalah. Namun, kedua kegiatan tersebut pada dasarnya bisa dilakukan oleh siapapun, walaupun bukan penyelenggara maupun fotografer jurnalistik, baik untuk kepentingan komersial, belajar maupun koleksi semata.

Sebagian besar pertunjukan panggung berlangsung malam hari, dan sebagain besar dalam gedung. Fokus utama fotografi panggung adalah low light photography dengan pendekatan “pemaknaan” sesuai tujuan pertunjukan. Fotografi panggung terdiri dari: Musik, Fashion, Tari dan Teater.

Secara umum, pertunjukan panggung dirancang untuk ditonton, bukan difoto. Maka, fotografer harus bisa menyiasati beberapa penyesuaian diri, khususnya dalam hal pencahayaannya.

Permainan pencahayaan dirancang untuk ditonton, sehingga kadang saat difoto pencahayaan yang ada di foto tidak bisa rata. Lampu warna-warni yang mencahayai sebuah pertunjukan memang dirancang untuk membuat pertunjukan itu meriah atau wah. Pencahayaan aneka warna tersebut memang rancangan asli pertunjukan tersebut, maka JANGAN DIKOREKSI.

Memilih Setting Teknis Kamera
WB (white balance) dalam memotret sebuah pertunjukan sebaiknya daylight (gambar matahari) agar mendekati mata manusia melihat. Merah terekam merah, biru terekam biru. Namun hasil terbaik akan dicapai kalau Anda memakai format RAW, dan mengatur warna di komputer sesuai kebutuhan artistik yang ada. Hampir separuh foto panggung butuh post processing agar tampil sempurna.

Secara umum, fotografi panggung membutuhkan ISO minimal 400, dan lensa yang cepat fokus. Sebaiknya bukaan terbesar (f, diafragma) minimal f2,8. Diafragma 2,8 bukan berarti harus memakai 2,8. Namun bukaan yang besar memudahkan kita membidik dalam suasana remang. Just for your info, saat kita melihat di jendela bidik (view finder), itu kita melihat dengan lensa yang terbuka pada bukaan terbesarnya.

Photo Caption: Foto diatas ini sampai minus 3 stop karena bidang gelapnya cukup luas.

Photo Caption: Foto ini dan foto sebelumnya menunjukkan bahwa warna-warna aneh masuk ke badan artis karena memang dirancang begitu.

Metoda pengukuran pencahayaan (lighting) pada fotografi panggung bisa M (Manual) bisa pula A (Aperture priority). Pemakaian M dianjurkan manakala kondisi pencahayaan demikian rumit, misalnya bagian yang tercahayai hanya sangat sedikit. Secara umum, dianjurkan memakai A agar segala perubahan pencahayaan bisa “dikejar” oleh kamera secara otomatis, bukan oleh kita selaku fotografernya.

Metoda metering pada M sebaiknya spot, sedangkan pada A sebaiknya Matrix. Manakala kita memutuskan memakai A untuk kecepatan mendapatkan gambar, harus disadari bahwa pencahayaan panggung sangat tidak rata. Ketidakrataan pencahayaan panggung membuat metering pada kamera akan tertipu. Untuk mengatasi hal ini, gunakan tombol kompensasi yaitu tombol +/- di kamera kita.

Kompensasi minus dilakukan bila latar belakang panggung lebih gelap daripada latar depan. Jika terjadi sebaliknya, kompensasi diubah menjadi plus. Kompensasi minus adalah 80 persen dari fotografi panggung. Sebagian besar latar belakang pertunjukan lebih gelap daripada depannya. Untuk menentukan besarnya minus tergantung perbandingan bidang terang dan gelap pada panggung. Makin banyak gelapnya, makin minus.

Secara umum, pada fotografi panggung, cahaya datang dari belakang fotografer. Tapi kadang tidak.

Photo Caption: Dalam foto ini, Arbain Rambey sengaja melawan cahaya

Photo Caption: Contoh foto yang datang dari belakang artisnya

Untuk pencahayaan melawan cahaya, gunakan M dan spot, atau tetap A dengan semangat coba2. Intinya, pencahayaan panggung cepat sekali berubah. Jangan harap semua foto Anda selalu tepat meteringnya. Meleset dikit tetep OK kok.

Panggung Musik
Pertunjukan musik bisa terbagi menjadi: musik hening yang melarang flash atau suara kamera yang keras, dan musik hingar bingar yang motretnya pakai petasan pun boleh.

Musik hening adalah pertunjukan musik kamar dalam ruangan kecil, juga orkestra yang punya bagian-bagian yang hening. Untuk memotret musik hening, pakailah kamera hening. Beberapa kamera punya mode CS (continue silent).

Pertunjukan musik juga membedakan penampilnya: penyanyi solo, grup penyanyi (Backstreet Boys dll) atau band utuh. Memotret penyanyi solo, fokusnya memang ke penyanyi itu. Band pendukung semata latar belakang. Kalau bosan dengan latar belakang band, coba pakai penontonnya.

Memotret penyanyi solo, pendekatan utama adalah pada ekpresinya saat membawakan lagunya. Sedangkan kalau memotret band, yang penting penyanyi utamanya plus satu pemusik. Tak perlu semua pemusik masuk dalam frame.

Photo Caption: Contoh foto yang menggunakan latar belakang penontonnya.

Photo Caption: Dalam foto diatas ini, warna merah dan biru bisa muncul bareng (seluruh foto dalam artikel ini adalah karya Arbain Rambey dari web www.arbainrambey.com

Photo Caption: Manakala mesin asap bekerja, itu saat permainan cahaya

Panggung Fashion Show
Memotret panggung yang lain adalah fashion show. Fotografi fashion biasanya sangat rewel pada akurasi warna. Beda dengan musik, cahaya yang dipakai fashion HARUS daylight lamp. Tapi di Indonesia, kadang lampu taman pun dipakai pada fashion show, maka pakailah RAW untuk hasil terbaik foto fashion.

Panggung Pertunjukan Tari
Sedangkan memotret pertunjukan tari, Anda harus memotret pada adegan yang dianggap “adegan puncak”. Adegan puncak bisa dirasakan kalau Anda sering memotret tari. Foto tari bukanlah untuk orang yang baru pertama kali memotret foto panggung.

Sedangkan fotografi teater, mirip tarian, Anda harus menemukan adegan kunci yang fotogenik.

Yang paling penting pada fotografi panggung adalah, Anda berada di posisi yang terbaik.Jangan datang terlambat! Banyak pertunjukan yang hanya boleh dipotret pada gladi resiknya saja. Jangan terlewatkan!

Photo Caption: Contoh foto adegan puncak pertunjukan tari

Photo Caption: Contoh adegan teater yang fotogenik

Photo Caption: Contoh foto lain adegan yang bisa disebut “puncak”


Sumber : http://blog.poetrafoto.com
Learn more »

Tips Fotografi Foto Portrait Portraiture Photography

oleh Mishbahul Munir, Fotografer & Owner POETRAFOTO Photography | www.poetrafoto.com

Berhubung banyak sahabat fotografer yang menanyakan kepada saya, tentang bagaimana langkah-langkah dan tahapan untuk pemotretan orang/manusia, khususnya yang foto close-up dan atau portrait, dalam genre-nya disebut portrait photography.
Nah, sebelum memasuki lebih detil langkah-langkah dan tahapannya, mari kita ketahui terlebih dahulu, apa itu yang disebut portrait photography.

Wikipedia menyebutkan definisi seperti ini:
Portrait photography or portraiture is the capture by means of photography of the likeness of a person or a small group of people (a group portrait), in which the face and expression is predominant. The objective is to display the likeness, personality, and even the mood of the subject. Like other types of portraiture, the focus of the photograph is the person’s face, although the entire body and the background may be included. A portrait is generally not a snapshot, but a composed image of a person in a still position. A portrait often shows a person looking directly at the camera. Storytelling photography conveys emotion, mood and ideas in which expressions are captured and the person will not need to be looking directly into camera.
Unlike many other photography styles, the subjects of portrait photography are often non-professional models. Family portraits commemorating special occasions, such as graduations or weddings, may be professionally produced or may be vernacular and are most often intended for private viewing rather than for public exhibition.
However, many portraits are created for public display ranging from fine art portraiture, to commercial portraiture such as might be used to illustrate a company’s annual report, to promotional portraiture such a might be found on a book jacket showing the author of the book. (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Portrait_photography)
Sedangkan, seorang teman fotografer menyebutkan definisi seperti ini:
Hampir mirip dengan foto Human Interest, Foto Portrait adalah foto yang berusaha membawa orang yang mengamati foto tersebut dapat masuk berempati dengan keadaan jiwa individu yang dijadikan sebagai obyek atau subyek foto. Foto Portrait merupakan foto yang menggunakan wajah seseorang sebagai obyek fotonya. Meskipun begitu Foto Portrait bukanlah sekedar foto yang secara fisik menangkap wajah seseorang sebagai obyek foto yang dipertimbangkan karena segi artistiknya, Foto Portrait adalah jendela bagi suasana jiwa yang ada didalam individu yang dijadikan sebagai subyek foto. (sumber: http://kamerafoto.net/2011/04/pengertian-foto-portrait/)
Semoga definisi sederhana diatas cukup menggambarkan apa yang dimaksud atau pengertian dari Foto Portrait atau Portrait Photography. Nah, untuk mendapatkan foto yang sesuai dengan definisi tersebut, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan agar mendapatkan hasil foto yang maksimal. Langkah-langkah berikut ini bisa menjadi panduan singkat:
(Pertama) Memotret portrait khususnya untuk foto personal, tidak semudah seperti memotret para model. Perbedaannya, kalau model, tata gerak tubuh, pose, geasture, mimik wajah atau ekspresi, mereka lebih mapan atau sudah berpengalaman tanpa harus kita arahkan.
Nah, di luar seorang model atau para narsiskus sekalipun, untuk foto portrait, hal yang pertama harus dilakukan adalah pendekatan kepada yang akan kita foto. Orang yang biasa narsis sekalipun akan mendadak berubah mood-nya ketika kita akan memotretnya dan mengeluarkan kamera DSLR yang kita punya. Akan ada rasa minder, malu, grogi bahkan kehilangan ekspresi ketika harus mulai berpose.
Oleh karena itu, pendakatan diri menjadi sebuah keharusan dan sangat penting.
(Kedua) Melanjutkan soal pendekatan. Pendekatan yang sifatnya perkenalan atau komunikasi awal sangat penting karena akan berfungsi sebagai langkah wajib adanya kedekatan antara fotografer dengan yang akan di foto.
Setelah merasa cukup kenal, langkah selanjutnya adalah mengkomunikasikan kebutuhan masing-masing pihak.
Tanyakan apa yang diinginkan oleh orang yang mau di foto (talent)? Mau membuat foto yang menampilkan dirinya seperti apa? Jika tidak ada gambaran, sebagai fotografer, usulkanlah kepadanya sesuatu konsep yang terbaik.
Setelah dari pihak talent menyampaikan kebutuhannya, baru kemudian pihak fotografer yang harus menyampaikan idenya. Sampaikan, nanti selama pemotretakan, saya akan begini, saya akan begitu. Sampaikan ke talent “dari keinginan Mas atau Mbak tadi, baiknya berarti pemotretannya cara begini, posenya kayak gini, bla bla bla…”
Intinya, gunakan sebaik mungkin proses awal ini sebagai langkah awal agar terbangun kedekatan yang baik, sama-sama enak, nyaman, tidak ada rasa tertekan, tidak canggung, dan supaya menghindari miss komunikasi antara fotografer dan yang akan di foto.
(Ketiga) Setelah proses pendekatan & komunikasi awal. Langkah selanjutnya adalah prepare for take a photo’s! Dalam proses ini, dibutuhkan persiapan seperti pemilihan wardrobe yang sesuai tema, make-up sesuai karakter yang mau di foto (talent), setting lighting yang tepat, pemilihan spot yang menarik dan mendukung lokasi, serta lain-lain sesuai kebutuhan.
Sebenarnya pada proses ini sebaiknya sudah dibicarakan sebelum berangkat ke lokasi. Proses ini hanya memastikan bahwa semua sudah sesuai pada perencanaan awal. Jika situasi & kondisi memaksa adanya perubahan, cepat & sigaplah mengantisipasinya.
Prioritas bikin foto portrait: level tertinggi adalah ekspresi yang harus tepat, lalu gestur/pose yang pas, kemudian pengaturan pencahayaan, baru harmoni dengan background yang ada di lokasi (kata Arbain Rambey). Nah, soal bening & ketajaman itu soal kebiasaan & pengalaman tangan yang tak mudah goyang didukung lensa dan kamera yang memadai pastinya. Soal tone, itu selera masing-masing saja.
Modal utama memotret manusia adalah fotografernya harus percaya diri. Bangun komunikasi dengan yang akan kita potret sebaik mungkin. Kalau model atau orang yang kita potret hidungnya pesek, jangan dibilang mancung. Tapi pujilah bagian lain, misalnya rambutnya yang bagus, matanya yang indah, kulitnya yang halus, dan lain sebagainya. (tutur Darwis Triadi).

*tulisan ini saya sadur dari berbagai sumber dan berdasarkan pengalaman pribadi.

 Sumber : http://blog.poetrafoto.com
Learn more »

Tips fotografi: Memotret Air terjun

Air terjun merupakan subjek foto yang menarik dan sangat populer di kalangan fotografer pemandangan/landscape. Memotret air terjun membutuhkan teknik tertentu yaitu:

Setting kamera manual
Untuk mendapatkan foto air terjun yang mulus, kita membutuhkan shutter speed yang lambat, kurang lebih 1/4 detik sampai 2 detik. Semakin lama kita membuka shutter, semakin mulus air terjunnya.

Bukaan/aperture yang dipakai sebenarnya cukup kecil, contohnya f/11 atau f/16. Dengan bukaan sekecil itu, seluruh pemandangan akan terlihat tajam. Hindari bukaan yang terlalu kecil seperti f/22 atau f/32 karena kualitas foto akan berkurang karena difraksi lensa.

Untuk ISO, sebaiknya memakai ISO yang paling rendah, misalnya ISO 100 (sebagian besar kamera DSLR Canon) atau 200 (kamera DSLR Nikon) supaya mendapatkan kualitas foto yang optimal.

Lensa
Untuk lensa, saya usulkan untuk memakai lensa lebar, karena memberikan kesan kedalaman atau tiga dimensi. Dimensi akan lebih terlihat ketika komposisi kita vertikal dengan memasukkan unsur lingkungan seperti bebatuan disekitar air terjun.

Filter
Ketika foto di siang hari yang terik dan terang sekali, seringkali kombinasi bukaan, shutter speed dan ISO seperti yang dianjurkan diatas masih
menghasilkan foto yang terlalu terang. Jika itu terjadi, kita bisa mengunakan filter yang dinamakan Neutral Density. Filter ini akan menyerap cahaya lebih banyak sehingga exposure/pencahayaan foto menjadi pas. Filter Neutral Density ini ada yang menggelapkan 1 stop sampai 10 stop cahaya. Saya usulkan minimal menggunakan Neutral Density 3 stop atau disebut juga filter ND8.

Filter lain yang bisa membantu yaitu Circular polarizer. Filter ini berfungsi untuk mengurangi refleksi cahaya sehingga foto menjadi lebih bagus. Langit biru akan semakin biru dan refleksi cahaya ke air atau ke bebatuan disekitar air terjun akan hilang atau berkurang. Filter ini juga menyerap cahaya sebanyak kurang lebih 2 stop cahaya sehingga membantu kita mendapatkan setting bukaan-shutter speed-ISO yang dibutuhkan. Filter CPL ini adalah salah satu filter wajib untuk yang hobi fotografi pemandangan. Cara memakai filter CPL ini adalah memasangnya di depan lensa dan kemudian memutar filter sampai mendapatkan efek yang diinginkan (saat refleksi cahaya hilang/berkurang).

Tripod
Tripod merupakan alat wajib untuk fotografi pemandangan, tak terkecuali untuk foto air terjun. Tripod memastikan foto kita tidak blur karena shutter speed yang lambat. Banyak jenis tripod di pasaran, pada umumnya, tripod yang kokoh dan ringan itu yang terbaik untuk fotografi pemandangan atau jalan-jalan. Fokus Fokus yang tepat untuk foto pemandangan juga penting, tapi untunglah biasanya kita memakai setting bukaan yang kecil sehingga bagian yang tajam dari foto menjadi luas. Kita bisa memilih untuk fokus ke air terjun atau batu-batuan yang disamping. Fokus tergantung selera, bagian mana yang ingin kita tonjolkan atau terlihat paling tajam di foto.

Komposisi
Komposisi foto air terjun pada dasarnya ada dua, yaitu komposisi horizontal dan vertikal. Komposisi horizontal membuat pemandangan air terjun menjadi lebih tenang dan stabil, sedangkan komposisi vertikal memberikan kesan dinamis dan cepat. Jangan lupa mengikutsertakan lingkungan air terjun seperti bebatuan, pohon, dedaunan ataupun orang yang berenang atau main air di air terjun tersebut.

Selamat mencoba.


Sumber : http://www.infofotografi.com
Learn more »

Tips Memilih Kamera DSLR buat yang Baru Belajar Pemula dan Amatir

Hari ini, ada beberapa sahabat yang tanya lagi ke saya dan ini pertanyaan seribu umat serta selalu berulang kali ditanyakan:

“Mas, saya ingin punya kamera DSLR dan saya baru pemula, sedang belajar, masih amatir, kamera apa dan tipe mana ya yang cocok untuk saya? Bagus mana Nikon atau Canon? Tipe yang paling bagus yang mana? Harganya berapa?”

JAWAB SAYA begini:

“Tidak ada kamera DSLR merek atau tipe apapun yang hanya diperuntukkan untuk pemula, amatir, yang baru belajar, bahkan profesional atau pun senior saja. Saya punya teman, baru seminggu motret sudah beli Canon 5D dengan lensa 24-70 mm L-Series. Ada juga yang genap setahun motret, beli Nikon D3x full lensa super mahal semua.

Nah, ada juga, seorang sahabat fotografer yang sudah profesional, karyanya mahal, kamera milik pribadi dan dibawa kemana-mana hanya Nikon D80 saja, bahkan untuk keperluan tertentu beliau hanya sewa. Lalu, kalau sudah begini, apakah ada kamera tipe atau merek tertentu yang diperuntukkan khusus bagi kelas tertentu? Tidak bukan?

Bagus mana antara NIKON atau CANON?

Semua tergantung selera. Semua bagus. Tidak mungkin Nikon atau Canon atau pun merek lain selain itu, mengeluarkan barang yang tidak bagus. Semua pasti telah melalui quality control yang ketat. Untuk yang sedang belajar, akan lebih indah dan lebih hebat jika kelak setelah beberapa kali pakai dan gonta-ganti kamera, Anda bisa mengetahui mana yang paling bagus untuk Anda sendiri ya…

Tipe mana yang paling bagus dan harganya berapa?

Bicara tipe yang bagus mana, jika tipe atau spesifikasinya sama antara beberapa pilihan, ambillah seri yang keluarnya paling baru. Pada merek Canon, semakin angka tipenya sedikit semakin baguslah tipe tersebut, misalnya dari 1000D, 550D, 60D, 7D, 1D. Pada merek Nikon, hampir sama, hanya ada beberapa perbedaan saja. Untuk masalah harga dan penjelasan detilnya, silahkan “googling di yahoo” saja ya… hehehe… :)

KESIMPULAN SAYA:

Belilah kamera yang sesuai dana atau budget yang Anda punya. Belilah merek yang di lingkungan Anda paling banyak menggunakannya, alasannya: agar Anda mudah belajar bersama. Jika ada apa-apa, Anda bisa langsung tanya pada teman Anda yang memiliki kamera dengan merek yang sama.

Jika takut rusak, belilah yang sederhana saja, yang harganya masih tergolong murah dan terjangkau oleh kita. Esok, pada tahap tertentu, jika kita sudah merasa layak beli yang lebih mahal dan super wah, belilah apapun dan harga berapapun saja. Toh itu duit-duit Anda. Tidak ada yang melarangnya kan? hehehe… :D”

Salam hormat, Mishbahul Munir
Poetrafoto Photography, www.poetrafoto.com
follow us on twitter @poetrafoto


Sumber : http://blog.poetrafoto.com
Learn more »

Tips Teknik Fotografi Memotret Pesta Kembang Api

oleh Arbain Rambey, Senior Photographer Kompas, melalui kultwitnya di @arbainrambey dengan hastag #pka, dirangkum oleh Mishbahul Munir, Poetrafoto Photography @poetrafoto
Foto Kembang Api di Ancol oleh Heru Sri Kumoro Kompas

Menyambut malam tahun baru 2012, pada tanggal 30 Desember 2011, Arbain Rambey, Fotografer Profesional Indonesia, memberikan tips-trik teknik fotografi terkait bagaimana cara memotret pesta kembang api.

Berikut tips selengkapnya:

Memotret pesta kembang api sebenarnya bukan memotret sebuah kejadian tapi memotret sebuah rangkaian kejadian, yaitu proses menyalanya sebuah kembang api. Artinya, dalam memotret pesta kembang api, yang kita potret adalah kejadian saat api mulai memancar sampai api padam total.

Jadi, memotret pesta kembang api memang memotret dengan kecepatan sangat lambat (lowspeed), kadang kelambatannya sampai lebih dari 5 detik. Maka dalam memotret pesta kembang api, tripod MUTLAK diperlukan.

Untuk dapat memotret pesta kembang api dengan baik, Anda harus mempelajari situasinya terlebih dahulu. Anda harus tahu di mana kembang api akan memancar dan tahu angle (sudut pengambilan) terbaik untuk pemotretannya.

Tempat terbaik memotret pesta kembang api adalah sebuah tempat yang cukup tinggi, misalnya dari lantai 10 gedung terdekat. Memotret pesta kembang api jangan memilih tempat yang terlalu dekat dengan pusat acara pestanya. Posisi kamera sebaiknya tidak menengadah (ke atas) tapi mendatar.
Kiriman foto pesta kembang api terbaik lainnya adalah dari Setiawan Atmojo, kelemahannya masih ada bagian yang terlalu over.

Settingan Kamera
Setelah mendapat tempat memotret terbaik, pasang tripod Anda, lalu arahkan lensa ke arah akan timbulnya kembang api. Bingkai atau cari komposisi dengan teliti. Gunakan pemfokusan dengan mode MANUAL. Fokuskan lensa ke titik timbulnya kembang api nantinya. Pilihan lensa bebas, tergantung cakupan fokus yang mau diambil seberapa luas. Kalau mau sempit ya pakai tele, kalau mau foto yang lebih luas pakai wide.

Untuk penggunaan ISO, sebaiknya memakai ISO 100, lalu pasang mode B (bulb), dan set f (diafragma) di angka 8 (atau 11 tergantung suasana sekitar kembang api). Tekan tombol rana kamera begitu kembang api mulai memancar. Tahan tombol rana sampai kembang api selesai. Ingat, motret pesta kembang api kalau tidak memakai mode B or slowspeed, hasil kembang apinya akan terlihat kurus dan seadanya. Yang kita potret kan sebuah lintasan api, bukan moment sesaat saja.

Sekadar catatan untuk yang memiliki kamera tapi kameranya tidak bisa ISO 100 (seperti Nikon D100 atau Olympus EPL-2/EP-3): kalau pakai ISO 200, setting diafragma pada angka 11 atau 16.

Tripod atau Tumpuan Kamera
Kalau Anda mendadak ketemu pesta kembang api dan tidak siap, asal bawa tripod (kamera dan lensa juga pastinya) tetap bisa memotret kok. Dalam keadaan mendadak tersebut, segera pasang tripod dan kamera, lalu setting seperti settingan dalam penjelasan tadi. Lalu, arahkan kamera ke tempat yang terbaik. Namun, sekedar tambahan, sebenarnya tripod bisa digantikan tembok atau tempat peletakan lain. Intinya, kamera jangan bergerak saat memotret.

Secara umum, memotret pesta kembang api sebenarnya sama dengan light painting. Bukan memotret sebuah kejadian, tapi rangkaian kejadian. Motret pesta kembang api relatif aman. Kalau memotret pesta laser Anda harus lebih hati-hati. Banyak kasus sensor mati mendadak kena sinar laser yang masuk langsung ke kamera.

Saya terakhir memotret pesta kembang api pada tahun 1995, saat 50 tahun Indonesia Merdeka, masih pakai film yang entah di mana sekarang kamera dan foto-fotonya. Pada tahun 1995 itu, pesta kembang api berlangsung di sekitar Monas, dan saya memotret dari atap Gedung Antara, Jalan Sabang Jakarta.
Foto kembang api kiriman Indrawadi (dari Bukit Tinggi). Komentar saya atas foto ini, kekurangannya adalah agak over

Catatan tambahan
Sebagai tambahan, berikut ini terdapat referensi 16 Tempat Pesta Kembang Api di Jakarta (sumber dari DetikTravel: http://t.co/OFXt9dpX), sebagai berikut:

Untuk Anda yang ingin menikmati pesta kembang di atas 2 inci, bisa datang ke 5 tempat berikut ini, yaitu:
1. Pantai Karnaval Ancol
2. Pantai Merkur Ancol
3. La Piazza, Kelapa Gading
4. Sumarecon Kabupaten Tangerang
5. Rooftop Mal Alam Sutra, Tangerang

Sedangkan, Anda yang ingin merayakan dengan pesta kembang api di bawah 2 inci, datang saja ke 11 tempat berikut ini:
1. FX Life Style, Jakarta Pusat
2. Parkir Timur, Senayan
3. Hotel Borobudur, Jakarta Pusat
4. Aston Marina Ancol
5. Rooftop Mal of Indonesia, Jakarta Utara
6. Museum Keprajuritan, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
7. Hotel Christal, Jaksel
8. Setiabudi One Jaksel
9. Episentrum, Jaksel
10. Plaza Ring of Floor, Serpong
11. Teras, Kota BSD, Serpong


Sumber : http://blog.poetrafoto.com
Learn more »

Tips Fotografi Pernikahan: Contoh & Tips Foto Pose Pengantin Berdua

Berdasarkan pengalaman kami, memotret pengantin berdua itu gampang-gampang susah. Gampang karena pas kebetulan pengantinnya suka di foto, ‘narsis’ atau ‘banci kamera’. hehehe… sehingga kita tinggal jepret saja mereka sudah berpose yang unik dan asik.
Yang paling tidak enak itu, jika pengantinnya kebalikannya. Senyum pun serasa terpaksa. Diminta pose begini atau begitu sulitnya minta ampun. Kadang mereka merasa tidak percaya diri (PeDe) atau malu kalau sudah lihat kamera kita.
Nah, kita bahas sedikit soal pengantin yang sulit di foto ini. Saya ada beberapa tips buat kawan-kawan fotografer pernikahan (wedding photographer) supaya kondisi pengantin seperti apapun tetap bisa mendapatkan gambar yang menyenangkan dan sesuai harapkan kita.
Pertama, kita selaku fotografer harus paham kondisi dan situasi pasangan pengantinnya. Kenali psikologis mereka dengan baik. Langkah awalnya, kita harus mengenalkan diri, melakukan pendekatan, dan ngobrol sebelum acara dimulai atau disela-sela acara berjalan asalkan tidak mengganggu jalannya acara. Komunikasi ini sangat penting. Pengalaman saya, hampir semua klien kami kenal di lokasi karena sebelumnya komunikasi via email, phone, BBM atau facebook. Oleh karena itu, kami harus mengenalkan diri. Yakinlah, bahwa tidak ada pasangan pengantin dan keluarganya yang tidak enak komunikasinya. Tanamkan dalam diri kita selaku fotografer supaya langkah selanjutnya kita terasa mudah.
Kedua, kita harus tau informasi penting mengenai pengantin yang akan kita potret. Pengantin yang agak sulit di foto pasti memiliki alasan mengapa mereka sulit di foto. Entah karena si pengantin wanita sedang menstruasi, tidak PeDe karena jerawatnya sedang bertumbuh subur, atau mungkin karena tidak percaya diri dengan beberapa bagian wajah atau tubuhnya yang dirasa kurang sempurna baginya. Kalau pengantin pria, memang rata-rata kaku dan tidak suka berpose di kamera. Tips-nya, dekati pengantin wanita, minta supaya pasangannya diajak berpose bersamanya.
Ketiga, saya sering menemukan, pengantin berdua sulit berpose, berbagi senyum atau bahkan tertawa karena anggota keluarganya sudah tidak lengkap lagi, entah ibu atau bapak pengantin sudah meninggal salah satunya atau bahkan keduanya. Yang lebih berat lagi adalah, jika pernikahan mereka tidak mendapatkan restu seluruh keluarga besarnya. Ini sungguh-sungguh butuh kesabaran dan pengalaman kita untuk melakukan pendekatan ke mereka.
Keempat, mulailah dari diri kita sebagai fotografer. Kalau kita tidak mau tersenyum atau berbagi tawa dan kebahagiaan bersama mereka, bagaimana klien atau pengantin yang akan kita foto bisa bahagia? Mari kita mulai dari diri kita ya. Nikmati pekerjaan kita. Buang dan lupakan segala sesuatu diluar pekerjaan kita hari itu. Lupakan capek dan lelah demi kepuasan klien kita. Tersenyumlah selalu… :)
Oh iya satu hal lagi. Ingat, pada hari pemotretan itu, sebenarnya antara kita selaku fotografer dan pengantin adalah saling membutuhkan. Kita butuh foto yang bagus dan menarik serta enak dilihat oleh siapapun yang melihatnya, pengantin juga sama kan? Nah, dekati dan ajaklah pasangan pengantin berdua untuk merealisasikannya bersama ya… :)
Nah, berikut dalam artikel ini saya lampirkan beberapa foto sebagai contoh hasil foto pose pengantin berdua yang saya jepret. Foto-foto lainnya bisa dilihat di http://wedding.poetrafoto.com. Silahkan didownload jika diperlukan. Semoga berkenan dan bermanfaat buat kita semua ya. Makasiiih… :)



Sumber : http://blog.poetrafoto.com
Learn more »

Fotografi bisa bikin Happy!

Hampir semua orang ingin menjadi orang yang happy. Ada yang sibuk kerja untuk mencari uang habis-habisan karena percaya uang bisa bikin happy.

Ada yang menganggap kecantikan dan jabatan merupakan hal yang bisa buat bahagia. Ada yang berpikir mengganggur dan bersantai juga bisa buat bahagia. Tapi belum tentu kita bisa bahagia dengan cara seperti itu. Malah takutnya tambah stres & depresi.


Tapi kalau mempraktekkan fotografi, saya yakin kita bisa happy.

Apa alasannya?

Fotografi cukup rumit dan menantang. tidak membosankan. Tapi juga tidak terlalu sulit dipelajari. Apalagi saat sekarang sudah ada teknologi digital yang relatif murah dan tidak sulit digunakan.
Saat membuat foto yang penting kita memiliki sasaran/tujuan foto yang ingin kita buat. Sehingga kita bisa menentukan setting-setting kamera dan mengunakan lensa dan peralatan yang cocok.
Fotografi membutuhkan konsentrasi kita. Saat memotret terutama dengan kamera DSLR, kita memakai jendela bidik untuk meningkatkan konsentrasi kita. Konsentrasi yang tinggi membuat kita lupa waktu dan kondisi. Fotografi juga merupakan suatu pilihan pribadi dan bukan paksaan. Memang banyak fotografer yg terpaksa karena warisan orang tua, tapi mayoritas memilih fotografi karena kehendak sendiri.
Dengan mengunakan kamera digital, kita bisa mendapatkan umpan balik/feedback secara langsung yaitu kita dapat melihat hasil foto yg kita buat langsung dari layar LCD setelah foto dibuat.

Dengan alasan2 diatas maka banyak orang dapat merasa happy dan puas saat mempraktekkan fotografi.


by Enche on Mei 14, 2012
Sumber : http://www.infofotografi.com
Learn more »

Foto tengah malam (Night Photography)

Untuk mendapatkan foto pemandangan yg menarik, seringkali kita harus memotret di saat yang tidak lazim, misalnya tengah malam atau menjelang pagi. Foto ini diambil sebelum matahari terbit, sekitar jam 4.45 pagi.

Saya mengunakan tripod sehingga saya dapat mengunakan shutter speed lambat tanpa menyebabkan kamera goyang. Selanjutnya, shutter yang lambat memungkinkan bukaan yang kecil dan iso yang rendah. Kualitas foto pun optimal dengan setting ini.

Kamera DSLR yang memiliki fitur live view (kamera DSLR keluaran empat tahun belakangan ini biasanya sudah ada fitur ini) dapat membantu untuk mengkomposisikan foto, misalnya mengatur supaya garis cakrawala lurus dan live view juga membantu untuk manual fokus yang akurat. Di kegelapan memang agak sulit mengandalkan auto fokus kamera.

Foto diatas saya buat dengan setting ISO 200, f/8, 20 detik, 16mm, Nikon D700. Di buat saat bulan purnama di malam Waisak yang bersinar dengan terang sekali.

Selamat hunting!


Sumber : http://www.infofotografi.com
Learn more »

Keuntungan tinggi badan dalam fotografi

by Iesan Liang on September 28, 2012

Tak pernah kusangka bahwa tinggi badan juga membawa pengaruh dalam membuat komposisi (mencari angle) dalam mengambil foto.
Contohnya saja saya yang memiliki tinggi 153cm dan Enche 173cm. Terpaut selisih 20 cm ternyata memberikan perbedaan yang berarti.
Saya baru menyadari pertama kali ketika diajak hunting ke Borobudur kalau tinggi badan berpengaruh. Perhatikan kedua foto di bawah ini. Foto pertama diambil oleh saya. Foto kedua diambil oleh Enche. Keduanya menggunakan kamera yang sama. Padahal posisi kita sama (atau paling tidak dia hanya mundur selangkah dari posisi saya), akan tetapi mengapa hasilnya berbeda banget hanya karena 20cm tersebut. (X_X)

**NB: Bisa saja orang dengan tinggi badan saya mengambil komposisi seperti foto kedua. Caranya dengan mundur beberapa langkah dengan posisi sedemikian rupa sehingga komposisi patung dapat terambil separuh badan. Setelah itu, dicrop waktu editing. Kompensasinya kualitas foto menurun. :)

Yang paling membuat frustasi adalah kejadian di perkebunan teh. Perhatikan kedua foto ini. Posisi pengambilan foto dan objek foto adalah sama. Mengapa hanya foto saya yang begitu (tidak hijau semuanya tapi ada tampak tanah di latarnya)? Hiks.

Setelah menyadari hal ini, saya pun meminta bantuan mama (tinggi 165cm) dan ternyata bisa. Tinggi oh tinggi…

Merasa tidak pede? Eitss… jangan dulu.

Bagi yang mempunyai tinggi badan yang sama denganku, jangan berkecil hati. Ternyata dengan tinggi badan seperti ini, kita juga mempunyai kelebihan yaitu lebih bisa mengambil komposisi yang bagus dari low angle (berhubung tubuh kita lebih dekat ke tanah). Selain itu, saat foto orang satu badan, kita tidak perlu repot membungkuk atau jongkok untuk mendapatkan perspektif yang proporsional. Wkwkwk…

Di tur Sawarna kemarin, saya mempunyai ide untuk membuat foto menggenggam matahari. Untuk foto seperti ini, sepertinya lebih gampang bagi saya untuk mengambil komposisi. Berhubung dia cukup tinggi dan saya rada pendek, saya hanya perlu mengambil posisi sedikit jongkok.

Jadi, mau tinggi mau pendek, masing masing ada kelebihan dan kekurangannya. Saat ini saya merasa sepertinya masih lebih banyak kekurangannya, tetapi jika nanti saya menemukan yang lainnya, pasti akan saya sharing disini.


Sumber : http://www.infofotografi.com
Learn more »