Tips Fotografi Foto Portrait Portraiture Photography

oleh Mishbahul Munir, Fotografer & Owner POETRAFOTO Photography | www.poetrafoto.com

Berhubung banyak sahabat fotografer yang menanyakan kepada saya, tentang bagaimana langkah-langkah dan tahapan untuk pemotretan orang/manusia, khususnya yang foto close-up dan atau portrait, dalam genre-nya disebut portrait photography.
Nah, sebelum memasuki lebih detil langkah-langkah dan tahapannya, mari kita ketahui terlebih dahulu, apa itu yang disebut portrait photography.

Wikipedia menyebutkan definisi seperti ini:
Portrait photography or portraiture is the capture by means of photography of the likeness of a person or a small group of people (a group portrait), in which the face and expression is predominant. The objective is to display the likeness, personality, and even the mood of the subject. Like other types of portraiture, the focus of the photograph is the person’s face, although the entire body and the background may be included. A portrait is generally not a snapshot, but a composed image of a person in a still position. A portrait often shows a person looking directly at the camera. Storytelling photography conveys emotion, mood and ideas in which expressions are captured and the person will not need to be looking directly into camera.
Unlike many other photography styles, the subjects of portrait photography are often non-professional models. Family portraits commemorating special occasions, such as graduations or weddings, may be professionally produced or may be vernacular and are most often intended for private viewing rather than for public exhibition.
However, many portraits are created for public display ranging from fine art portraiture, to commercial portraiture such as might be used to illustrate a company’s annual report, to promotional portraiture such a might be found on a book jacket showing the author of the book. (sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Portrait_photography)
Sedangkan, seorang teman fotografer menyebutkan definisi seperti ini:
Hampir mirip dengan foto Human Interest, Foto Portrait adalah foto yang berusaha membawa orang yang mengamati foto tersebut dapat masuk berempati dengan keadaan jiwa individu yang dijadikan sebagai obyek atau subyek foto. Foto Portrait merupakan foto yang menggunakan wajah seseorang sebagai obyek fotonya. Meskipun begitu Foto Portrait bukanlah sekedar foto yang secara fisik menangkap wajah seseorang sebagai obyek foto yang dipertimbangkan karena segi artistiknya, Foto Portrait adalah jendela bagi suasana jiwa yang ada didalam individu yang dijadikan sebagai subyek foto. (sumber: http://kamerafoto.net/2011/04/pengertian-foto-portrait/)
Semoga definisi sederhana diatas cukup menggambarkan apa yang dimaksud atau pengertian dari Foto Portrait atau Portrait Photography. Nah, untuk mendapatkan foto yang sesuai dengan definisi tersebut, ada beberapa langkah yang harus kita lakukan agar mendapatkan hasil foto yang maksimal. Langkah-langkah berikut ini bisa menjadi panduan singkat:
(Pertama) Memotret portrait khususnya untuk foto personal, tidak semudah seperti memotret para model. Perbedaannya, kalau model, tata gerak tubuh, pose, geasture, mimik wajah atau ekspresi, mereka lebih mapan atau sudah berpengalaman tanpa harus kita arahkan.
Nah, di luar seorang model atau para narsiskus sekalipun, untuk foto portrait, hal yang pertama harus dilakukan adalah pendekatan kepada yang akan kita foto. Orang yang biasa narsis sekalipun akan mendadak berubah mood-nya ketika kita akan memotretnya dan mengeluarkan kamera DSLR yang kita punya. Akan ada rasa minder, malu, grogi bahkan kehilangan ekspresi ketika harus mulai berpose.
Oleh karena itu, pendakatan diri menjadi sebuah keharusan dan sangat penting.
(Kedua) Melanjutkan soal pendekatan. Pendekatan yang sifatnya perkenalan atau komunikasi awal sangat penting karena akan berfungsi sebagai langkah wajib adanya kedekatan antara fotografer dengan yang akan di foto.
Setelah merasa cukup kenal, langkah selanjutnya adalah mengkomunikasikan kebutuhan masing-masing pihak.
Tanyakan apa yang diinginkan oleh orang yang mau di foto (talent)? Mau membuat foto yang menampilkan dirinya seperti apa? Jika tidak ada gambaran, sebagai fotografer, usulkanlah kepadanya sesuatu konsep yang terbaik.
Setelah dari pihak talent menyampaikan kebutuhannya, baru kemudian pihak fotografer yang harus menyampaikan idenya. Sampaikan, nanti selama pemotretakan, saya akan begini, saya akan begitu. Sampaikan ke talent “dari keinginan Mas atau Mbak tadi, baiknya berarti pemotretannya cara begini, posenya kayak gini, bla bla bla…”
Intinya, gunakan sebaik mungkin proses awal ini sebagai langkah awal agar terbangun kedekatan yang baik, sama-sama enak, nyaman, tidak ada rasa tertekan, tidak canggung, dan supaya menghindari miss komunikasi antara fotografer dan yang akan di foto.
(Ketiga) Setelah proses pendekatan & komunikasi awal. Langkah selanjutnya adalah prepare for take a photo’s! Dalam proses ini, dibutuhkan persiapan seperti pemilihan wardrobe yang sesuai tema, make-up sesuai karakter yang mau di foto (talent), setting lighting yang tepat, pemilihan spot yang menarik dan mendukung lokasi, serta lain-lain sesuai kebutuhan.
Sebenarnya pada proses ini sebaiknya sudah dibicarakan sebelum berangkat ke lokasi. Proses ini hanya memastikan bahwa semua sudah sesuai pada perencanaan awal. Jika situasi & kondisi memaksa adanya perubahan, cepat & sigaplah mengantisipasinya.
Prioritas bikin foto portrait: level tertinggi adalah ekspresi yang harus tepat, lalu gestur/pose yang pas, kemudian pengaturan pencahayaan, baru harmoni dengan background yang ada di lokasi (kata Arbain Rambey). Nah, soal bening & ketajaman itu soal kebiasaan & pengalaman tangan yang tak mudah goyang didukung lensa dan kamera yang memadai pastinya. Soal tone, itu selera masing-masing saja.
Modal utama memotret manusia adalah fotografernya harus percaya diri. Bangun komunikasi dengan yang akan kita potret sebaik mungkin. Kalau model atau orang yang kita potret hidungnya pesek, jangan dibilang mancung. Tapi pujilah bagian lain, misalnya rambutnya yang bagus, matanya yang indah, kulitnya yang halus, dan lain sebagainya. (tutur Darwis Triadi).

*tulisan ini saya sadur dari berbagai sumber dan berdasarkan pengalaman pribadi.

 Sumber : http://blog.poetrafoto.com

1 komentar: